Kesepian
melelahkanku
Dia
itu musuh terbesarku, dia bayang-bayang, mungkin jika ada hal yang lebih keji
untuk menggambarkannya, beri tahu ku. Iya dia yang dinamakan kesepian. Banyak
yang dia bunuh dari diri ku. Tapi sekarang dia malah menjadi temanku. Kesepian
adalah teman terjahatku, dan aku benci dia. tapi kenapa dia harus jadi teman
sejatiku, apa tidak ada teman lain ditengah keramaian ini.
Sakit memang harus menjadi sepi, canda tawa ku seperti tak berguna, itu hanya topeng ku dihadapan mereka. Padahal aku munafik pada diriku. Jangankan sendiri, dengan mereka pun aku masih merasa tak berarti untuk mengalahkan rasa sepi.
Aku bingung, bagaimana mengalahkannya. Apa harus cari perhatian . tidak mungkin, aku jijik melakukan hal itu. Sepertinya tidak ada cara untuk mengalahkannya. Tunggu sajalah sampai dia bosan menjadi temanku. Tapi tolong sadarlah teman, kau membuatku lelah dengan semua ini. Kesepian ini sakit.
Diluar sana aku melihat banyak orang bisa mengalahkan mu, hanya dengan satu gelas kopi di meja, mencoba tertawa dan bahagia. sepertinya mereka berhasil, atau hanya topeng saja sama sepertiku. Aku coba cara itu, tapi tetap saja lagi-lagi aku tidak bisa mengalahkanmu
Aku coba cara lain untuk mengalahkanmu, aku Tanya hati ini “sampai kapan” tapi jawabannya malah membuatku tambah sakit. Hati seperti tidak berguna melawan mu. “tunggu” “bersabarlah” “tersenyumlah” “yakin” hanya itu jawabanmu, tidak membantuku sama sekali.
Kesepian yang melelahkan ini mugkin abadi, hingga benar-benar ada cara yang bisa mengalahkannya. Tapi aku yakin mungkin ada saatnya nanti ada orang yang benar-benar diturunkan tuhan untuk membantuku mengalahkan kesepian. Entah siapa itu, berdoa saja semoga bukan malah menambah kelelahan ini.
0 komentar:
Posting Komentar